
Bertempat di Aula MTs - MA Al Asna Dusun Tekik Desa Barat, KUA Padang Lumajang bersama para penyuluh agama Islam menggelar kegiatan edukasi ekoteologi kepada siswa-siswi MTs dan MA Al Asna. Kegiatan yang berlangsung pada Senin pagi [02/06/2025] tersebut mengangkat tema kesadaran lingkungan dalam bingkai nilai-nilai keagamaan, sebagai bagian dari misi dakwah dan pendidikan holistik yang tengah digalakkan KUA setempat.
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda strategis KUA Padang Lumajang dalam memperkuat nilai-nilai keagamaan yang menyatu dengan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Dengan menggandeng lembaga pendidikan formal, KUA berharap dapat menanamkan pemahaman ekoteologi sejak dini kepada para siswa madrasah yang notabene merupakan generasi penerus bangsa.
Ketua Yayasan Madrasah, H. Dzunnajah, yang juga merupakan penyuluh agama Islam KUA Padang Lumajang, menyambut baik kegiatan ini. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi atas inisiatif KUA dalam menyentuh ranah pendidikan dengan pendekatan yang kontekstual dan aplikatif. “Anak-anak ini bukan hanya penerus bangsa, tapi juga pewaris bumi. Maka, penting bagi mereka memahami bahwa mencintai lingkungan adalah bagian dari iman,” ujarnya.
Madrasah sebagai Basis Dakwah Ekoteologi
Pemilihan MTs - MA Al Asna sebagai lokasi giat edukasi ekoteologi bukanlah tanpa alasan. Menurut Kepala KUA Padang Lumajang, Ali Iskandar, madrasah memiliki posisi strategis dalam menanamkan nilai-nilai religius sekaligus ekologis. “Siswa madrasah merupakan generasi potensial dalam mengimplementasikan konsep ekoteologi secara nyata. Mereka adalah generasi emas 2025 yang akan menentukan arah pembangunan bangsa, termasuk dalam hal pelestarian lingkungan,” terang Ali.
Dalam pemaparannya di hadapan ratusan siswa yang hadir, Ali Iskandar menekankan bahwa kebutuhan dasar manusia, seperti oksigen dan air, tidak mungkin bisa diperoleh tanpa peran alam — terutama pohon. Oleh karena itu, kepedulian terhadap lingkungan bukan hanya urusan sosial atau ilmiah semata, tetapi juga merupakan perwujudan dari keimanan seseorang.
“Bukti tauhid seorang hamba tidak cukup hanya dengan shalat dan dzikir, tapi juga dengan menjaga ciptaan-Nya. Pohon-pohon, sungai, dan udara yang bersih adalah amanah dari Allah yang harus dijaga. Inilah esensi dari ekoteologi,” tegasnya dalam sesi penyuluhan.
Penanaman Bibit sebagai Aksi Simbolik
Sebagai bagian dari penutup kegiatan, KUA Padang Lumajang menyerahkan sejumlah bibit pohon kepada pihak madrasah untuk ditanam di lingkungan sekolah. Penyerahan bibit ini bukan hanya sebagai simbol kegiatan, tetapi juga sebagai bentuk komitmen bersama antara lembaga keagamaan dan pendidikan dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Insya Allah bibit-bibit ini akan kami tanam dan rawat sebagai bentuk nyata dari pembelajaran hari ini. Kami ingin siswa-siswi tidak hanya mendengar dan memahami, tetapi juga mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Kepala Madrasah MTs - MA Al Asna.
Para siswa terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Mereka aktif bertanya, mencatat, bahkan menunjukkan ketertarikan untuk terlibat dalam program penanaman pohon lanjutan. Beberapa siswa menyatakan ingin membuat kelompok kecil peduli lingkungan di sekolah mereka sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini.
Kegiatan ini menjadi contoh sinergi yang baik antara lembaga keagamaan dan pendidikan dalam mengintegrasikan ajaran agama dengan isu-isu kontemporer seperti lingkungan hidup. Edukasi ekoteologi diharapkan menjadi langkah awal menuju kesadaran ekologis berbasis spiritual yang kuat di kalangan pelajar.
Dengan kegiatan seperti ini, KUA Padang Lumajang menunjukkan komitmennya dalam membangun generasi yang tidak hanya religius secara ritual, tetapi juga bertanggung jawab secara ekologis — demi masa depan bumi dan umat manusia. [BARAT]