Masyarakat Dusun Kancu, Desa Kalisemut, Kecamatan Padang memanfaatkan sumber mata air untuk membudidayakan sayur teladak. Selada air atau yang juga dikenal dengan teladak merupakan salah satu tanaman yang hidup di permukaan air. Teladak bisa tumbuh subur pada air yang memiliki kualitas baik, bahkan beberapa orang mengatakan kesuburan tanaman teladak menjadi salah satu tolak ukur tingkat kejernihan air.
Teladak memiliki bentuk daun berbentuk bulat kecil dan agak bergerigi dengan batang yang kecil seperti lidi. Tanaman ini banyak dibudidayakan sebagai sayuran dan dijual di pasar tradisional, dan ada juga teladak yang tumbuh liar. Selada air yang ini memiliki rasa yang agak pahit, dan biasanya dimasak tumis dengan diberikan kuah. Teladak memiliki kandungan di dalamnya yang baik untuk kesehatan dan mengatasi beberapa masalah kesehatan. Meskipun memiliki rasa yang agak pahit, teladak memiliki berbagai kandungan di dalamnya yang sangat baik untuk menjaga kesehatan dan mengatasi masalah kesehatan. Beberapa kandungan dalam teladak diantaranya, vitamin B, vitamin C, vitamin E, zat besi, antioksidan, betakaroten, magnesium, potassium, phytochemical, folat, mineral, vitamin, clorofil, bioflavonoid, kalium, sulfur dan seng. Beberapa kandungan dalam teladak tersebut sangat baik untuk kesehatan, dan juga dapat mengatasi berbagai penyakit berbahaya yang dapat menyerang tubuh.
Dusun Kancu, Desa Kalisemut adalah salah satu penghasil teladak terbanyak di kabupaten Lumajang. Tingkat kejernihan air menjadi salah satu tolak ukur kesuburan dan kualitas sayur teladak. Memiliki sumber mata air yang banyak dan jernih menjadikan warga Dusun Kancu mayoritas berprofesi sebagai petani teladak.
Sayuran yang tumbuh di permukaan air ini memerlukan waktu panen sekitar satu setengah sampai dua bulan lamanya. “Jika tidak ada hama, panen teladak bias dilakukan sekitar satu setengah bulan sekali, tapi kalau ada hama biasanya sampai 2 bulan baru bias panen” Ungkap Supeni salah satu petani teladak di Dusun Kancu, Minggu (23/07/2023).
Para petani menjual sayur tersebut langsung ke pasar dan ada beberapa yang dijual ke tengkulak langganannya. Harga teladak perikatnya yaitu Rp. 1.000 sampai Rp. 1.500. (Klsm)